Marthen Goo
Lebih dari 500.000 Orang Papua yang dibunuh (ini juga tulisan yang selalu ditulis oleh Tokoh Papua, Dr. Noak N), kekerasan itu terus terjadi sampai saat ini. anak-anak banyak yang dibunuh dengan senjata. kali ini kita diingatkan dengan kasus Paniai, 8 Desember 2014, di mana 4 anak SMU Ditembak mati oleh TNI dan Polri. kasus seperti ini terus terjadi. kemarin malam kita dikagetkan dengan ditembak mati berulang-ulang di dada, Siswa SMP atas nama Yoteni Agapa.
Kejahatan kemanusiaan seperti ini terus terjadi di Papua semenjak dicaplok sampai saat ini, jutaan kasus terus terjadi di Papua. Dalam kekerasan dan Penyisiran yang dilakukan TNI dan Pollri, anak-anak dan Ibu hamil banyak yang mati di hutan karena kelaparan, karena digigt ular, karena hujan dan panas.
Kasus kejahatan kemanusiaan itu juga merambat sampai pada Matinya ruang Demokrasi, perampasan Hak, perampasan tanah adat, pengurasan kekayaan dan banyak sekali kasus kejahatan lainnya. dan parah lagi, tingginya Ilegal Loging dan ilegal maining yang dibeck-up oleh Aparat negara. dan ketika rakyat menuntut hak mereka, Rakyat ditembak mati. kasus ini mengingatkan kita pada kasus Wasior 2001.
Orang Papua dilarang aksi. kalau Aksi, mereka ditangkap dan diiterogosi. sesungguhnya peristiwa ini hanya sebagai upaya untuk menakuti orang Papua dan lebih dari itu sebagai upaya mematikan psikologi orang Papua agar tidak aksi dan bungkam menerima jajahan.
Untuk melegalkan kejahatan, Aparat selalu menggunakan Stigmatisasi sebagai lebel legal versi aparat walau secara hukum, aparat sudah melakukan kejahatan kemanusiaan. kasus ini mengingatkan kita pada kasus Kotara, di mana, 15 masyarakat disiksa dari jam 4 pagi sampai jam 12 Siang kemudian mereka dipenjarakan di Polresta Jayapura. 15 Masyarakat distigma sebagai Separatis. Saat itu, kasus ini diadvokasi oleh Gereja Baptis bersama aktivis kemanusiaan. Prapradilankan dilakukan untuk mengadili Kapolresta Jayapura, Imam Setiawan, namun sayangnya Pengadilan Memenangkan Kepolisian. karena memang tidak ada keadilan untuk orang Papua di Pengadilan.
Sekarang kita diperhadapkan lagi dengan Program Negara melalui Jokowi (Presiden RI) yang mendorong Program MIFEE dengan merampas tanah adat sebesar 1,2 juta hektar. ini juga sebagai upaya untuk memarjinalkan masyarakat adat. karena program ini sebagai upaya perampasan tanah adat dengan memakai nama Negara. Belum lagi serap tenaga kerja yang lebih dari 7 juta orang dan semua itu orang di luar Papua. ini sesungguhnya juga bagian dari penjajahan pendudukan yang dipraktekan Negara untuk mempercepat marjinalisasi dan kepunahan terhadap masyarakat adat. Banyak kasus lainnya, yakni Kelapasawit yang menghancurkan hektaran hutan Papua dan dibeck-up Aparat.
Saat orang Papua menyatakan dirinya sebagai Rumpun melanesia yang harus gabung dengan Rumpun melanesia lainnya, Indonesia kembali lagi berusaha untuk menghancurkan eksistensi orang papua sebagai rumpun melanesia dengan cara melakukan Lobi uang kepada negara-negara di melanesia. dan PNG serta Fiji menjadi sasaran utama. dan parah lagi, Indonesia kemudian memakai 2 orang yang dibenci rakyat Papua, yakni Nik Meset dan Frans Albert Yoku sebagai Pribadi orang untuk memperkokoh Melanesia Indonesia (Melindo). Terlepas dari keuda orang yang menunjukan harga dirinya bisa dibeli dengan Rupiah dan menunjukan kebodohan, Negara juga menunjukan kebodohan dengan menggunakan istilah Melindo. dan ini istilah baru yang menjadi bahan lelucon dunia, terlepas dari tindakan untuk menghambat Papua. Entah apa motivasinya, tapi bagi saya sebagai upaya untuk memunahkan Bangsa Papua dari Tanah Warisan Nenek moyang Papua.
Ini situasi ril yang sudah semestinya, generasi Papua pekah dan melihat kenyataan ini dengan kesungguhan hati. generasi dan Orang papua harus sadar bahwa Bangsa Papua sedang dijajah dan sedang didorong menuju kepunahan.Mari kita pekah dan sadar, dan mari bangkit melawan kejahatan ini, agar kita tidak punah di atas tanah warisan nenek moyang kita. Hanya kebangkitan yang mampu menyelamatkan kita.
Jika anak-anak dan ibu-ibu saja dibunuh dan dilakukan kekerasan yang sangat atal, sesungguhnya ini menunjukan bahwa niatnya hanya "MEMUNAHKAN BANGSA PAPUA...!!!". Banyak sekali kasus yang tidak bisa teriliskan, tapi bahwa ada kasus yang selalu terjadi di Papua, dan harus itu disadari dengan kesungguhann hati.
Ini Fakta yang sedang terjadi di atas Tanah Papua. dan satu bukti besar juga adalah, orang Papua dibuat miskin di atas kelimpahan kekayaan-nya. dalam Prinsip Ekonomi, Jika rakyat yang Sumber Daya Alamnya kaya, namun mereka miskin, hanya Sistem dan Negara yang membuat Mereka Miskin. dan kesemuanya itu hanya sebagai upaya untuk punahkan orang Papua.
MARI PEKAH, KIRITS, BERSATU, BANGKIT DAN LAWAN....!!!!
Kami juga berharap, semua pemerhati kemanusiaan pun pekah dan melihat ini sebagai ancaman terhadap keberlangsungan Hidup Bangsa Papua di atas tanah adat bangsa Papua. dan semoga semua pihak turut membantu memperjuangan keselamatan orang Papua yang ada dalam bayang-bayang kepuhanan ini.
Jangan Perna Takut Dengan Kebenaran...!!!