Orang Papua itu belum dewasa
dalam menghadapi peran politik,seperti pilkada di daerah,saya tidak bilang
untuk yang besar seperti,pilgub dan pilpres.
Saya bilang belum dewasa
karena melihat dari beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi menyimpangan
yang sangat disanyangkan bagi masyarakat kita disana,di daerah kita
masing-masing.
Kenapa terjadi peran hanya
karena politik yang hanya sekali lima tahun,kita tau salah tapi kenapa kita benarkan
dihadapan masyarakat demi memperoleh satu suara belaka.sudah begitu kita
biarkan masyarakat baku angkat peran karena kita,sudah begitu kita biarkan lagi.wah ini
sudah parah,,lebih baik kita tidak usah kuliah jauh-jauh,tinggi-tinggi kalau
hanya untuk mau merugikan masyarakat kita sendiri.kan begitu.kita sekolah untuk
membawah masyarakat pada arah yang baik.
Kita harus sadar bahwa
politik ini dia sapu bersih semua yang berkaitan dengan kultur/budaya.ko harus
tau bahwa dimana saja diseluruh dunia,apabila disuatu daerah atau kelompok
sosial kulturnya sudah punah,ya..siap untuk dimakan oleh orang-orang kapital yang tidak
punya harga diri.dan kita punya hidup akan digantung sama apa yang kapital barat
punya,ko punya kan,sudah luntur karena politik yang kita salah kapra di tenggah
masyarakat kita.
Disisih kekeluargaan semakin
jauh,semua anggap peran politik ini,macam peran dunia kedua hingga harus
bekerja keras tanpa memandang dia siapa,dan anti memandang sisih kekeluargaan.ini
sudah parah kita harus sadar.lihat orang jawa,mereka dengan geleng kepala
tertawakan kita,mereka senang kebersamaan kita terus hancurr karena peran
politik.
Saya pikir ini tugas kaum intelek yang
bergelar sarjana,jangan masa bodoh karena kita susah dapat kerja lalu harus
korbangkan masyarakat,tidak boleh.mari beritahu masyarakat agar tetap hidup damai
diantara kita lalu hadapi bersama yang datang dari luar untuk mengancam kita
orang Papua.