Ini hal yang menjadi bahan lelucon dunia, ketika Indonesia mengatakan dirinya mampu bersaing di Asia dan menegaskan akan masuk dalam skala pasar Asia (Pasar Bebas). Kebobrokan ini jelas ditunjukan dengan melemahnya rupiah di kancan dunia dengan jual beli dolar sudah mencapai 14.300.
Jika pasar Asia menempus Indonesia, ini sama dengan mendorong Indonesia guling tikar dalam penguatan mata uang Rupiah. ini tidak hanya membuat dunia tertawa tapi lebih dari itu adalah menunjukan kebodohan. Pernyataan kesediaan Indonesia masuk pasar Asia tidak balance dengan realitas perekonomian di Indonesia. ini hanya mencekik leher rakyat dalam memarjinalkan eksistensi rakyat dari peradaban mereka dalam kehidupan sosial kerakyatan.
Saya hanya mengawatirkan, jika pasar Asia dibuka kembali, cenderung orang akan menggunakan nilai Dolar dan itu justru akan melemahkan nilai Rupiah. dalam situasi seperti begitu, pemilik saham di Indonesia pun akan bermain dan memilih Dolar, dan dalam proses itu, nilai Dolar diprediksi bisa menbembus rupiah lebih dari 30.000.
Sementara, Indonesia hanya tergantung pada Investor. Ketergantungan model ini, tentu akan menjadi ancaman terberat, di mana, saat Investor melakukan ending proses dalam Investasi. Belum lagi, tingginta tingkat utang Negara yang dibarengi dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Sayangnya, situasi seperti ini, akan menghancurkan rakyat di daerah-daerah yang dikonflikan seperti di Aceh dan Papua. bahkan daerah-daerah lain juga akan turut hancur seperti di Kalimantan, NTT dan lain-lain.
Dalam proses ini, Papua akan menjadi ancaman terberat dalam situasi buruknya perekonomian Indonesia. dalam kondisi yang stabil saja, Papua selalu dikorbankan atau dijadikan bahan cobaan dalam permainan mavia ekonomi yang berimbas pada kejahatan kemanusiaan.
Marthen Goo